Menilik Masa Lalu untuk Jati Diri, Memaknai Film Kucumbu Tubuh Indahku

    Akhirnya saya kesampaian nonton film kucumbu tubuh indahku yang sempat jadi kontroversi di tahun 2019, kebetulan saya berlangganan Klik Film bulan ini dari app Bima Tri. Pas lihat - lihat film, eh ternyata film ini ada di Klik Film. Setelah menimbang - nimbang akhirnya saya memutuskan untuk menonton. Film ini menceritakan kisah hidup seorang penari Lengger dari kecil hingga dewasa.


kucumbu tubuh indahku


Berikut review singkatnya :

Alur Cerita :

    Sedari kecil Juno sudah ditinggal oleh ibunya dan hidup dengan ayahnya yang kemudian juga ikut pergi merantau ke daerah lain karena memiliki ikatan trauma dengan kejadian di masa lalu. Juno yang memiliki perawakan kecil dengan tutur kata dan perangai lemah lembut memilih tinggal sementara di sebuah sanggar tari Lengger. Disana ia diasuh oleh seorang guru tari yang melihat bakatnya menjadi seorang penari. Tetapi di tempat inilah ia mendapat pengalaman traumatis yang akan dikenang sepanjang hidupnya. Menyaksikan aksi gurunya yang membacok murid laki - laki yang ketahuan selingkuh dengan istri mudanya. 

    Hal ini terpatri di pikirannya dan kemudian mengurai tentang pemikirannya tentang seorang wanita. Setelah peristiwa itu, akhirnya Juno tinggal dengan bibinya seorang peternak ayam dan sering menghukumnya ketika ia melakukan kesalahan dengan cara menusuk jarinya dengan jarum. Hal ini juga membekas di ingatannya dan ada beberapa kejadian traumatis yang berhubungan dengan tubuh dan wanita.

    Ketika dewasa, Juno memilih menjadi penjahit di usaha tailor pamannya. Disini petualangannya hidupnya dimulai ketika ia bertemu dengan seorang petinju yang membuatnya menyadari bahwa ada suatu ketertarikan aneh dengan laki - laki yang baru ia kenal. Mereka akhirnya menjalin hubungan saling ketergantungan satu sama lain walaupun pada akhirnya berakhir dengan tragis. Hal ini membawanya ke babak hidupnya selanjutnya menjadi seorang penari lengger yang masih dianggap tabu di masyarakat yang sarat dengan intrik politik dan budaya. 

  


    Film ini terbagi dalam 3 babak cerita, masa kecil Juno, masa - masa awal dewasa dan masa - masa ia menjadi seorang penari Lengger. Film ini merepresentasikan dengan baik bahwa sesuatu hal yang dianggap tabu sebenarnya harus bisa dilihat dari beberapa sisi. 

    Pertengahan cerita Garin menyisipkan beberapa adegan tari teatrikal yang dibawakan langsung oleh sosok asli dalam cerita yang dijadikan inspirasi dalam membuat cerita film ini yaitu sosok Rianto. Hal ini menguatkan alur cerita dalam film, di setiap adegan tari disisipi dengan makna - makna yang terkandung dalam hidupnya. Cara ia memahami dan memaknai hidup.

    Penyimpangan orientasi seksual yang dialami Juno adalah buah dari trauma masa lalunya terhadap kekerasan seksual yang ia lihat dan ia rasakan. Juno tidak pernah memiiliki sosok seseorang yang benar - benar peduli padanya dan membimbingnya dari kecil hingga remaja. Ketika ia memiliki seseorang yang benar - benar peduli padanya, sosok itu juga seorang lelaki dan ia jarang memiliki sosok wanita di hidupnya. Bibi yang tinggal dengannya semasa kecil, juga lebih sering memberikan hukuman kepadanya dibanding berusaha memahami keinginan masa kecilnya. 

    Film ini sarat dengan unsur psikologis, budaya dan intrik politik yang memang nyata yang ada di masyarakat. Pantas, film ini memenangkan banyak penghargaan di tahun 2018 dan 8 Piala Citra dalam FFI 2019. Walaupun film ini banyak dicekal di beberapa bioskop di Indonesia karena mengangkat isu sensitif di masyarakat. Tetapi, film ini sangat layak ditonton dan dijadikan bahan pembelajaran.

    Bahwa trauma dari kejadian masa lalu sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang dan sangat bisa mengubah orientasi seksual seseorang. Ketika kita mendapati hal - hal traumatis, tidak bisa menanganinya dan merasa ada sesuatu yang salah, baiknya kita meminta bantuan profesional untuk mengatasinya.  

" Tubuh itu punya trauma "

" Hidup itu cuma numpang ngintip dunia. Pisah, pindah, mati itu biasa " 

    Sepenggal kalimat dari beberapa tokoh yang cukup menohok tetapi benar adanya. Bahwa hidup sejatinya hanya perjalanan selintas sebelum beranjak ke kehidupan abadi selanjutnya. Fim ini jadi refleksi diri dan cermin untuk melihat banyak hal di sekitar kita dan tidak lupa untuk melihat akar masalahnya.

Rate 8/10




Posting Komentar

0 Komentar